Senin, 04 Januari 2010

DAHLIA - TV SCRIP

TV SCRIP
FILM PENDIDIKAN

DAHLIA ...

SINOPSIS

Kisah ini diawali oleh IBU yang menjemput DAHLIA (12 tahun) di RS Kusta Sitanala Kota Tangerang setelah dirawat 5 tahun akibat menderita penyakit kusta. Kini IBU dan DAHLIA tengah berada di sebuah bus dalam perjalanan pulang ke Cianjur. Selama dalam kendaraan, DAHLIA terkenang akan masa lalunyaa sejak baru diketahui menderita kusta sampai pada saat dijemput IBU.

Setelah DAHLIA kembali ke rumah, ia menghadapi tantangan berat, terutama datangnya dari masyarakat setempat yang dipimpinh oleh IBU AMIN sebagai tokoh antagonis. Masyarakat masih terikat oleh kepercayaan turun-temurun yang menyatakan bahwa penyakit kusta tidak dapat disembuhkan dan merupakan penyakit kutukan Tuhan sehingga DAHLIA ditolak untuk kembali ke desanya.


Di tengah gejolak masyarakat tersebut muncul tokoh protagonis bernama PARNI, seorang mahasiswi semester 6 pada Istitut Kesenian Jakarta (IKJ), warga setempat, yang sedang lebur akhir semester. Tokoh inilah yang melihat potensi yang dimiliki DAHLIA yang selama dalam perawatan di RS Kusta Sitanala memperoleh bimbingan khusus bagi anak-anak berbakat, khususnya bidang kesusasteraan. DAHLIA dididik dan dilatih oleh seorang penyair terkenal bernama SYAIFUL BAHRI yang memiliki sejarah panjang dengan ayah DAHLIA bernama SATRIO, dan ibunya bernama CHRISTIN yang menjadi tokoh IBU dalam cerita ini. Bimbingan mana menghasilkan DAHLIA menjadi penyair cilikyang cukup matang sebagai bibit unggul seniwati Indonesia di masa datang.


SYAIFUL BAHRI adalah sahabat akrab SATRIO. Keduanya telah bertekad akan memperjuangkan agar nilai-nilai luhur seni budaya bangsa tetap dilestarikan dan berusaha melakukan kaderisasi dan regenerasi melalui Teater Fantasi sebagai wadah legalitasnya. Keduanya menyaksikan telah terjadi krisis seni di tanah air terutama krisis penyair wanita.


Dalam perjalanan mencari wanita berbakat tersebut, SYAIFUL BAHRI bertemu dengan CHRISTIAN (IBU) dan ia jatuh cinta. CHRISTIN yang suka pada SYAIFUL BAHRI namun tidak mencintainya, berhasil diajak untuk masuk Teater Fantasi. Ternyata CHRISTIN jatuh cinta pada SATRIO yang juga sangat tertarik pada CHRISTIN.

Terjadi pertentangan dalam memperebutkan CHRISTIN tetapi keduanya kembali kepada khittah semula, bahwa misi mencari wanita berbakat lebih utama dari pada cinta. SYAIFUL BAHRI mkerelakan CHRISTIN jatuh ke tangan SATRIO sampai akhirnya keduanya menikah.

Ketika CHRISTIAN mengandung 7 bulan, SATRIO meninggal dunia akibat kecelakaan. SAIFUL BAHRI yang mengemban misi bersama SATRIO, akhirnya bekerja sendiridan berusaha mendekati CHRISTIAN untuk berperan sebagai pengganti SATRIO demi tercapainya misi mereka. Namun pendekatan SYAIFUL BAHRI ditolak oleh CHRISTIN karena melihat ada cinta yang membara di mata SYAIFUL BAHRI, sedangkan CHRISTIAN sudah terbelenggu oleh kenagan bahagia bersama SATRIO yang membuatnya membenci laki, termasuk SYAIFUL BAHRI.

CHRISTIN memilih kembali ke kampung kelahirannya di Cianjur. Ia pindah setelah ia melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama DAHLIA, tokoh dalam cerita ini, berusia 1 tahun. Agar tidak diganggu laki-laki, CHRISTIAN mengubah pola hidupnya dengan meninggalkan seluruh pola hidup perkotaan. Ia selalu berpakaian sebagai seorang ibu-ibu yang sederhana, tidak pernah lagi bersolek dan selalu menghindar dari pandangan seriap laki-laki. seluruh pakaiannya yang indah-indah disimpannya dalam sebuah peti yang digembol dan kuci peti itu sendiri sengaja dibuangnya agar ia tidak bisa membukanya.

SYAIFUL BAHRI yang tetap berpegang teguh pada komitmen misi yang diembannya terus memantau CHRITIN dari jauh. Ia menunjuk PARNI anak asuhnya dan juga mahasisinya untuk mengikuti dan memantau CHRISTIN beserta DAHLIA dari dekat. Dari PARNI ia mendapat ia mendapat berita bahwa DAHLIA dirawat di RS Sitanala karena menderita penyakit kusta. SYAIFUL BAHRI mengambil kesempatan itu untuk mendidik dan membimbing DAHLIA yang ternyata menuruni bakat ayah dan ibunya untuk menjadi penyair. Sekalipun ia sibuk sebagai pemimpin teater dan dosen di IKJ, ia sudah menetapkan jadwal yang tetap untuk mendidik dan membimbing DAHLIA 2 kali seminggu.

Bagi pihak RS Sitanala hal ini dimanfaatkan karena manyangkut masa depan pasien sehingga tawaran itu pun diterima. Setelah 3 hari DAHLIA dirawat, SYAIFUL BAHRI muncul dan berhasil membujuk dan menghibur DAHLIA yang dirundung kesedihan akibat harus ditinggalkan CHRISTIN dan tidak boleh ditengok.

Kehadiran SYAIFUL BAHRI ternyata mempercepat kesembuhan DAHLIA. Dalam waktu 3 tahun dirawat, DAHLIA dinyatakan sembu total, tetapi SYAIFUL BAHRI melihat DAHLIA belum cukup bekalnya sehingga ia memohon kepada pihak RS Sitanala agar memperpanjang masa perawatannya sampai DAHLIA benar-benar menjadi penyair cilik yang cukup matang. Alasan ini dianggap kuat oleh pihak RS Sitanala dan mengabulkan permohonan SYAIFUL BAHRI, tetapi dengan pembiayaan SYAIFUL BAHRI dan diterima oleh SYAIFUL BAHRI.

Target SYAIFUL BAHRI selama 2 tahun itu tercapai. DAHLIA telah menjadi penyair cilik dan siap tampil di arena manapun. Giliran CHRISTIN menjemput DAHLIA dengan bekal surat pernyataan telah sembuh total.

Misi SYAIFUL BAHRI berikutnya adalah menggiring DAHLIA untuk tampil di depan publik sebenarnya. Ia menjajaki penampilan DAHLIA di panggung terbuka di Dufan Ancol. Ternyata DAHLIA menunjukkan kematangannya. SYAIFUL BAHRI memberinya lagi kesempatan untuk di tampil di Gedung Kesenian Jakarta. Semua penampilan DAHLIA dilakukannya dari balik layar melalui PARNI dan DEDY MAHADHIKA, anak-anak asuhnya.

SYAIFUL BAHRI telah menduga kalau CHRISTIN pasti hadir ke Dufah Ancol karena harus menemani DAHLIA. Timbul kekhawatirannya kalau CHRISTIAN yang sangat dicintainya itu masih membencinya. Ia khawatir akan terjadi bumerang bagi DAHLIA bila CHRISTIN
mengenal dirinya. Ia tahu persis sifat CHRISTIN yang keras dan menolak cintanya yang membawa efek akan melarang DAHLIA tampil karena menyangka sebagai upaya SYAIFUL BAHRI untuk memikat dirinya. Ini berarti bumerang bagi dirinya yang juga yang terus berusaha mengemban misinya.

Untuk menghindari kemungkinan buruk tersebut, SYAIFUL BAHRI lalu menyamar dengan berpakaian serba tertutup. Dugaannya ternyata benar. Ia melihat kehadiran CHRISTIN di Dufah Ancol. Cintanya yang tak pernah luntur pada CHRISTIN membuatnya ingin melihatnya dari dekat. Penyamarannya hampir terungkap ketika ia terkena serangan jantung waktu berbicara dengan CHRISTIN, namun tertolong oleh gerak cepat PARNI dan DEDY MAHARDHIKA yang langsung membawanya ke ruang P3K Dufan Ancol.

Di Gedung Kesenian Jakarta SYAIFUL BAHRI kembali menyamar sebagai Orang Barat dan duduk di bangku undangan kehormatn. Ia tidak menyangka kalau DAHLIA mengenalnyasekalipun CHRISTIN tidak mengenalnya. CHRISTIN ingin menegur SYAIFUL BAHRI yang dikenal oleh DAHLIA sebagai pelatihnya, bukan SYAIFUL BAHRI yang pernah mencintainya dulu. Ketika CHRISTIN dan DAHLIA mendekat, SYAIFUL BAHRI malah pura-pura tidak mengenal keduanhya. PARNI dan DEY MAHARDHIKA kembali menyelamatkan SYAIFUL BAHRI dari penyamarannya dengan mengatakan bahwa yang disangka SYAIFUL BAHRI itu orang lain, staf Kedubes Perancis yang ikut menonton.

DAHLIA tidak percaya dan ia merasa sedih. CHRISTIN yang melihat kesedihan DAHLIA akibat rindunya pada SYAIFUL BAHRI si sang pelatih lalu bertekad mencari alamatnya. Keduanya pergi ke Taman Ismail Marzuki untuk berkunjung ke Teater Fantasi sebagai almamaternya. Ternyata Tater Fantasi tidak lagi beralamat di sana. Namun mereka akhirnya tahu kalau SYAIFUL BAHRI memimpin Teater Karisma beralamat di Gedung Kesenian Satrio Krida di Kota Tangerang. Mereka berangkat ke Tangerang dan menemukan alamatnya.


Ketika mereka masuk, alangkah kagetnya CHRISTIN dan DAHLIA. Di sana CHRISTIN melihat 5 buah foto berukuran besar terpampang di dinding dalam ruang kaca. Kelima foto itu ditata letaknya sedemikian rupa dan menimpulkan kesan masa lampau bagi CHRISTIN karena terdapat foto SATRIO almarhum suaminya, berdua SYAIFUL BAHRI, foto SATRIO sendiri, foto SYAIFUL BAHJRI sendiri, foto CHRISTIN dan foto DAHLIA.

Nama Satrio Krida ternyat dipetik dari nama SAiful-saTRIO, KRIstin- DAhlia, mkembuat DHRISTIN lemas seketika. Para Karyawan yang melihat kehadiran pemilik foto segera membuka pintu sebuah kamar dan menyiapkan segala sesuatunya agar CHRISTIN dan DAHLIA bisa berisitirahat. Dalam kamar inilah CHRISTIN menemukan pakaian samaran SAIFUL BAHRI ketika di Dufan Ancol maupun di Gedung Kesenian Jakarta.

CHRISTIN menjadi tahu betapa mulianya hati SYAIFUL BAHRI yang sangat mencintainya. Ia tidak menyangka kalau SYAIFUL BAHRI tetap komit melanjutkan misinya bersama SATRIO dalam mencari dan memandu bakat bagi generasi muda Indonesia yang dicanangkannya.

Rasa malu itu membuatnya tidak mampu bertemu dengan SYAIFUL BAHRI. Dengan alasan akan mengambil pakaian mereka, CHRISTIN berpamit kepada DAHLIA untuk pulang ke Cianjur sendirian dan berjanji akan kembali lagi. DAHLIA merasa senang apalagi setelah SYAIFUL BAHRI pulang dan bertemu dengannya.

CHRISTIN benar telah mengambil pakaiannya di Cianjur, tetapi tidak kunjung muncul di Gedung Kesenian Satrio Krida sesuai janjinya. SYAIFUL BAHRI yang sudah mengetahui sifat keras CHRISTIN sudah menyangka kalau CHRISTIN tidak akan kembali lagi karena menolak bertemu dan tidak mencintainya. SYAIFUL BAHRI mengerahkan anak buahnya untuk mencari CHRISTIN, namun tidak ditemukan. Sebulan kemudian SYAIFUL BAHRI menerima sepucuk surat dari CHRISTIN yang memohon agar dirinya tidak dicari lagi dan mempercayakan DAHLIA kepadanya. Stempel pos surat itu menunjukkan bahwa surat dikirim melalui Kantor Pos di Tangerang.

SYAIFUL BAHRI terus mencari cara untuk menemukan CHRISTIN. Untuk mengundang kehadiran CHRISTIN, maka ia menyelenggarakan Pementasan Seni yang diberinya nama Pentas Seni 2009 yang menampilkan kebolehan para seniman dan seniwati se Jabodetabek. DAHLIA akan tampil mewakili seni baca puisi. Pentas Seni ini di selenggarakan di Gedung Kesenian Satrio Krida. SYAIFUL BAHRI mengerahkan anak buahnya untuk mengikuti langkah setiap pengunjung wanita karena diperkirakan CHRISTIN akan datang untuk menyaksikan penampilan DAHLIA, puterinya.

Usaha tersebut belum membawa hasil sampai akhir acara. Ketika SYAIFUL BAHRI mengadakan jumpa pers secara mendadak dimana DAHLIA dijadikan objek yang akan menjawab setiap mpertanyaan wartawan. SYAIFUL BAHRI melihat seorang ibu-ibu berpakaian lusuh sedang mengumpulkan sampah gelas aqua. Dari pengamatannya, si pengumpul barang bekas itu tampak bertahan memandang ke arah DAHLIA dan tidak serius mencari barang bekas. SAIFUL BAHRI datang dari arah belakang, langsung memegang tangannya erat-erat. Ternyata dugaan SYAIFUL BAHRI benar, sang pengumpul barang bekas itu adalah CHRISTIN yang menyamar dan rindu kepada puterinya DAHLIA.

Bagaimana akhir kisah sedih ini?

3 komentar:

  1. Mungkin ada Produser yang tertarik dan ingin memproduksi film ini, silakan menghubungi kami.

    BalasHapus
  2. bagus abi...2 thumbs up for abi QiSha..trus endingnya apa bi?..penasaran nih...masih ada lanjutannya kan?

    BalasHapus
  3. Kesusasteraan Indonesia masa kini seolah tenggelam dalam hingar bingarnya penonjolan kaum selebritis yang lebih mengedepankan nilai-nilai lelucon yang tidak/kurang bernuansa seni. Sungguh sangat naif karena efek yang timbul sebagai akibat dan itu semua adalah menghilangnya nilai-nilai seni dalam aspek kehidupan. Seni lawak, seni peran (teater), seni sastra (bahasa), seni suara (musik), lebih menjurus pada norma-norma kebebasan fulgar era Reformasi.
    Krisis seni, dikatakan demikian, tidak terlepas dari proses metamorfosis budaya yang cenderung melemah. Antisipasi dalam memelihara nilai-nilai seni seharusnya diiringi dengan kaderisasi oleh para seniman senior yang ternyata lebih senang berdiam diri akibat pengaruh situasi global.

    BalasHapus